Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2018

Buku kecil

Simpan saja gelisah itu . tuliskan segala isi hati gundah yang mengalir di setiap butir butir darah mu . mana kala hati enggan bercerita . apakah rindu ini akan sampai dengan cara saksama , dan dalam tempo sesingkat singkat nya? gelisah batin itu mendera . kacau bisa saja timbul dari rindu yang tak sampai . mengacak acak undang undang dasar rasa yang mengandung makna persatuan dua hati . namun tak sampai juga pada hati itu . lalu bagaimana? solusi yang tak di dapat menghantarkan nya pada sebuah paragraf baru . menjadikan kalimat utuh bertema harapan . tersimpanlah secarik tulisan tulisan lusuh dari tangan berkeringat sang pemuja rindu . pada halaman selanjut nya berisi tentang andai . andai dan bera andai andai adalah nikmat pikiran yang sejati . menjadikan mustahil menjadi tidak , tentu tidak mustahil . celaka nya adalah saat menerima kenyataan itu kembali . lagi lagi sebuah curahan tertulis . kali ini tentang menyerah . pada akhir cerita tertulis "bahwa aku ha...

Hujan saat senja di bulan juni

ia adalah biasa . suka merajut benang kusut dengan jari jemari lentik nya . sidik jari nya membekas pada saputangan itu . menjadikan kenang terus tertanam dalam kening . hingga suatu sore kabar dari nya tak ku dengar lagi . tanya bergejolak dalam benak . hendak kemana mencari nya lagi . satu satu nya yang tersisa hanya sidik jari nya . yang bahkan tak bisa di lihat dengan mata buram ku . lalu bagaimana mengobati rindu . bila jejak mu saja sudah hilang tersiram hujan sore ini . 15 Juni 2013 . 1 tahun setelah pencarian ku terhadap mu berakhir . dugaan ku senja lebih senang mengumpat di bening nya hujan . seraya hati menghibur diri . berharap waktu bisa di sumpal agar detik nya tidak terdengar lagi . angan ku terhadap masa lalu sangat kuat dan ingin kembali . pukul 15 :43 hari ini aku terbang menuju negeri ku . berkeinginan merajut apa yang aku ingini . 30 menit yang akan tiba nanti adalah detik detik arloji berdetik . berkata kau sudah tanggal satu tahun yang lalu . ...

Ketika semesta mengatur segala nya termasuk "Rindu"

ku lihat kegembiraan rumput saat embun terjun dari ketinggian . beberapa saat kemudian mereka saling bertemu . ternyata kesederhanaan embun yang tak mempunyai bentuk indah atau warna menawan mampu membuat rumput bersemangat dan siap menanti sinar mentari . meski harus merelakan embun menguap bersama sorotan sinar keemasan saat sang fajar mulai beranjak pulang . semesta memang adil . ia selalu tau apa yang harus di seimbangkan . ketika ada tawa pasti ada air mata . senang selalu berbayang kesedihan . dan kehilangan selalu ada yang menggantikan . seperti rumput yang kehilangan embun , karena semesta tau jika sinar mentari sama kuat nya dengan embun maka rumput akan menjadi layu , semesta mengorbankan salah satu nya . embun harus pergi . sebab rumput butuh sinar mentari untuk tumbuh . dan saat senja datang mengusir mentari , saat malam dengan sejuta keindahan bintang dan sinar rembulan berkata bahwa senja harus segera pulang . senja segera beranjak pergi . malam memberi wak...