termenung ,
tetesan air mulai turun.
perlahan deras dan jendelapun tertutup embun.
memberi kesan sejuk yang mengilusi mata.
memberi rasa ingin menhampiri dan menatap di balik balutan luka yang kembali terbuka .
jari jari ku , perlahan menggambar pola hati .
perlahan gambar itu tertutup embun kembali.
ku palingkan pandanganku .
pejamkan sejenak .
jika saja hujan terhenti ,
akankah muncul sang pelangi.
nyata nya hujan belum berhenti .
kau bagai pelangi.
selalu di nanti jiwa ini .
dalam hempasan sepi .aku meraba.
tapi tak ada yg dapat ku sentuh .
dalam gelap aku melihat.
tapi hitam di ujung mata yang ku pandang.
sangat sunyi dan hening.
sampai aku duduk merunduk sersendu.
dalam keheningan hanya suara tangis dan hujan yang terdengar .
sampai aku lupa dan tertidur.
dalam mimpi ku berharap semua nyata walau ilusi semata.
aku banggakan rasa yang sia-sia.
ku dengar suara lara .
ku cari dalam gelap suara lara itu.
makin ku cari makin menderai air mata terus menumpah.
tak sadar bahwa itu suara hatiku sendiri.
ku anggap semua kebohongan semata.
hingga ku tak tau kebohongan atau nyata yang ku rasa .
ku biarkan gelap menyelimuti .
hingga hanya hati yang bicara .
karya : Muhamad Reza Fahlevi
Comments
Post a Comment